Proses pembangunan di segala bidang yang semakin
pesat dewasa ini kadang berdampak pada terabaikannya aspek-aspek tertentu dalam
masyarakat. Kemajuan dan perkembangan zaman dari waktu ke
waktu tidak hanya memberikan efek positif, tetapi juga efek negatif, salah satunya adalah meningkatnya kriminalitas (tindak kejahatan).
Tindak kejahatan umumnya dilakukan oleh orang dewasa, namun
menurut data yang
dikumpulkan oleh Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia, secara
rata-rata dari tahun 2004 hingga 2009 sekitar 1,4 persen dari seluruh pelaku
tindak pidana adalah anak-anak. Anak-anak adalah generasi penerus cita-cita
perjuangan bangsa dan penerus pembangunan. Indonesia merupakan satu dari 191 negara yang
telah menandatangani konvensi hak anak (Convention
on the Right of Children) pada tahun 1990. Oleh karena itu, Indonesia
memiliki kewajiban untuk memenuhi hak-hak bagi semua anak tanpa terkecuali. Salah satu hak
anak yang perlu mendapat perhatian dan perlindungan adalah hak anak yang
berkonflik dengan hukum (ABH).
Ilustrasi : beritakendari.com (net) |
Masalah kenakalan anak perlu upaya penanggulangan,
baik berupa pencegahan maupun rehabilitasi. Dengan
mengetahui karakteristik anak pada tiap level kenakalan diharapkan dapat
mempermudah proses rehabilitasi sosial anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji anak nakal dalam
kaitannya dengan gambaran jenis kenakalan yang dilakukan, kondisi sosial dan
demografi anak nakal, apa saja karakteristik sosial dan demografi yang dapat
membedakan antar kelompok anak berdasarkan level kenakalannya, dan karakteristik
sosial dan demografi dari anak/remaja nakal berdasarkan level kenakalan yang
dilakukan. Metode analisis inferensia yang digunakan adalah analisis
diskriminan. Variabel yang diduga dapat menjadi pembeda adalah umur, jumlah
anggota rumah tangga, jumlah bersaudara kandung, intelegentia (IQ),
keharmonisan keluarga, kecerdasan emosional, perilaku sebelum masuk panti,
pendidikan anak, pendidikan pengasuh, dan waktu bermain. Hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel yang signifikan menjadi pembeda antar kelompok
kenakalan adalah intelegentia (IQ), keharmonisan keluarga, kecerdasan
emosional, perilaku sebelum masuk panti. Tingkat akurasi pengelompokan oleh fungsi diskriminan
melalui penghitungan hit ratio, yaitu
sebesar 95,8 persen.
Penulis : Resa Surya Utama
Catatan :
Tulisan di atas merupakan abstraksi sebuah penelitian mengenai kenakalan anak yang dilakukan pada tahun 2011. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi penulis.
Terimakasih, Semoga Bermanfaat
0 komentar:
Post a Comment