Kondisi pencapaian
pembangunan manusia Indonesia mutlak mendapat perhatian khusus dari seluruh
masyarakat, walaupun sebagian besar bangsa ini menggantungkannya pada mereka
yang duduk di ‘kursi empuk’ pengambil kebijakan. Pemerintah berusaha untuk
terus selalu membangkitkan kesadaran dalam upaya perluasan pilihan-pilihan
manusia, tentu saja pilihan-pilihan yang dimaksud adalah pilihan-pilihan
terbaik yang diinginkan manusia dalam penghidupannya. Hal ini sesuai dengan
tujuan utama pembangunan manusia, yaitu menciptakan lingkungan yang memungkinkan
bagi rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan
yang produktif (HDR, 2004).
IPM Sebagai Indikator Output
Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) merupakan indikator yang dapat memantau pencapaian pembangunan
manusia suatu wilayah. IPM yang merupakan indikator output sangat bergantung
pada kualitas input dan prosesnya. Oleh karena itu, keberhasilan dan kegagalan
pembangunan manusia sebenarnya sangat bergantung pada kualitas input dan
mekanisme input tersebut diproses. Strategi yang matang dan mekanisme yang yang
terencana akan membawa pencapaian pembangunan manusia ke level yang lebih baik.
Untuk mencapai mimpi itu diperlukan berbagai input yang berkualitas dari
masing-masing komponen penyusun IPM itu sendiri, dan ditambah dengan pemahaman
serta pelaksanaan yang baik dari berbagai indikator proses untuk menghasilkan
output pembangunan manusia yang berkualitas. Sebelum melangkah terlalu jauh untuk
merumuskan berbagai kebijakan yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembangunan manusia, maka pemahaman yang menyeluruh disertai dengan evaluasi
dan monitoring terhadap berbagai indikator input dan proses mutlak dilakukan.
Setiap dimensi dalam pembangunan manusia, baik umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak perlu dipahami secara menyeluruh, karena masing-masing dimensi tersebut memiliki indikator input dan indikator proses yang perlu dijaga kualitasnya. Sebagai contoh, untuk dimensi umur panjang dan sehat, terdapat indikator input yang perlu mendapat perhatian (dikutip dari Buku Indeks Pembangunan Manusia 2009-2010, Keterkaitan antara IPM, IPG, dan IDG. Badan Pusat Statistik, 2011) :
Setiap dimensi dalam pembangunan manusia, baik umur panjang dan sehat, pengetahuan, dan kehidupan yang layak perlu dipahami secara menyeluruh, karena masing-masing dimensi tersebut memiliki indikator input dan indikator proses yang perlu dijaga kualitasnya. Sebagai contoh, untuk dimensi umur panjang dan sehat, terdapat indikator input yang perlu mendapat perhatian (dikutip dari Buku Indeks Pembangunan Manusia 2009-2010, Keterkaitan antara IPM, IPG, dan IDG. Badan Pusat Statistik, 2011) :
1.
Indikator yang
berkaitan dengan rumah sakit
2.
Indikator yang
berkaitan dengan sarana pengobatan (Puskesmas, Pustu)
3.
Indikator yang
berkaitan dengan industri dan distribusi obat
4.
Indikator yang
berkaitan dengan tenaga kesehatan
5.
Indikator yang
berkaitan dengan penyediaan kalori, protein, dan sumber zat gizi lain per
kapita per hari menurut asal bahan makanan
6.
Indikator
konsumsi kalori, protein, dan sumber zat gizi lain perkapita menurut asal bahan
makanan
7.
Rasio konsumsi
kalori dan protein per kapita per hari terhadap standar nasional menurut
provinsi
8.
Indikator fisik
dan biologis yang relevan terhadap kesehatan, seperti :
-
Angka penggunaan
air bersih
-
Angka penggunaan
jamban saniteir
-
Jumlah penduduk
yang tinggal di pemukiman sehat
-
Tingkat polusi
udara
-
Serangga penular
penyakit (nyamuk)
-
Mamalia
perantara penular penyakit
Dimensi umur panjang
dan hidup sehat juga memiliki beberapa indikator proses yang diharapkan dapat
di pahami untuk kemudian dikelola dengan baik, antara lain :
1.
Indikator yang
berkaitan dengan penilaian rumah tangga terhadap pelayanan kesehatan dan
memperoleh obat-obatan
2.
Indikator upaya kesehatan,
antara lain dibagi manjadi
a.
Cakupan :
-
Jumlah kunjungan
di Puskesmas
-
Jumlah kunjungan
ke rumah sakit
-
Jumlah rawat
tinggal di rumah sakit
-
Jumlah dan
persentase anaj yang mendapat imunisasi
-
Persentase
penduduk yang mendapat air bersih
b.
Pemanfaatan Sarana
Kesehatan :
-
Rasio umlah
kunjungan di puskesmas, di rumah sakit, jumlah rawat tingga di rumah sakit
terhadap jumlah tenaga medis dan paramedic yang ada
-
Rasio jumlah
penderita rawat tinggal di rumah sakit terhadap jumlah tempat tidur yang
tersedia
-
Pemanfaatan
sarana tradisional vs modern
Input yang baik adalah
modal yang berkualitas bagi pembangunan. Dengan mengetahui dan memahami
berbagai indikator input pembangunan di atas, diharapkan akan tercipta
pencapaian pembangunan manusia yang memuaskan, tentunya jika berbagai indikator
input tersebut di kelola melalui suatu mekanisme yang tercermin pada indikator
proses yang terencana. Semoga mimpi tersebut dapat segera terwujud.
0 komentar:
Post a Comment